Nama saya Vivian, umur 25 tahun, kulit
putih bersih dan bentuk badan yang penuh lekuk (dada 36B, pinggang 28,
pinggul 36,5 inch). Saya bekerja sendiri, mengelola pabrik garment
keluarga dan orang tua saya sekarang tinggal di Singapore. Saya tinggal
bebas sendirian di sebuah apartemen di daerah Jakarta Barat.
Saya
selalu merasa agak berbeda sebagai wanita yang lahir di bumi timur ini
karena saya sangat menikmati seks semenjak pengalaman pertama saya.
Saya banyak membaca buku-buku erotis dan selalu terbuka untuk
mencobanya. Bagi saya, seks adalah kesenangan yang ingin saya dapatkan
setiap saat saya sedang mood. Seks juga bagi saya tidak mesti dengan
suami atau hanya pacar saja. Kalau lagi kosong, saya suka ke café-café
yang bertebaran di ibukota ini sambil mencari-cari. Siapa tahu ada
lelaki ganteng yang bisa menolong saya memuaskan nafsu yang besar ini.
Saya
baru kenal Erick sekitar 3 bulan di O'Reylis café dan baru saja tidur
pertama kali dengannya awal bulan Juli ini. Pengalaman pertama
dengannya sangat mengesankan karena ternyata Erick juga sangat liar di
tempat tidur, saya seperti bertemu pasangan yang serasi untuk pertama
kali, dan dia juga dapat bertahan cukup lama, malam itu saya tiga kali
orgasme. Hmm..., lumayan. Dan bagi Erick, malam itu dia mendapat
'pengalaman yang tak terlupakan'. Saya tidak keberatan sama sekali
dengan oral seks dan saya rasa telah melakukan tugas saya dengan baik.
Erick seorang pengusaha, ia mengimpor sepatu dan tas dari Italy dan
Spanyol. Kebetulan weekend kemarin Erick ada bisnis meeting di Italy,
jadi saya di ajak juga olehnya ke sana.
Kami tiba di Italy jam
11.30 malam waktu setempat dan karena berjam-jam di atas pesawat plus
perbedaan waktu jadi kami berdua langsung tergeletak di tempat tidur,
kecapaian. Pagi itu saya bangun lebih dulu daripada Erick. Saya suka
memandang wajahnya yang sedang tidur, begitu tenang tapi tetap macho.
Erick punya badan yang kekar, kulit agak kecoklatan, tapi yang paling
saya suka dari wajahnya yaitu rambut di sekitar rahangnya, hmm... Saya
mulai mengelus rahangnya, terus ke leher dan dadanya (Oh ya, kami
terbiasa tidur tanpa busana), sesudah itu tangan saya mulai turun ke
daerah pangkal pahanya dan mengelus kemaluannya yang lembut terkulai.
Puas dengan tubuhnya, saya bangun dan pergi ke kamar mandi. Saya sedang
menggosok badan saya dengan busa bersabun ketika saya merasakan
kehadiran Erick di belakang tubuh saya.
"Oww..., Erick, apa yang
kamu lakukan..." kata saya, sambil saya bisa merasakan kemaluannya
menjadi keras pas di atas belahan pantat saya yang putih dan bulat.
Mungkin karena pemandangan itu juga dia menjadi sangat terangsang.
Erick sering bilang bahwa pantat sayalah bagian terindah dari tubuh
saya, putih, bulat dan nungging menantang, katanya. Kemudian Erick
mengambil busa dari tangan saya dan mulai menggosok badan saya.
"Shh..., santai saja, saya mau mandiin kamu" katanya. Kemudian Erick
mulai menyabuni saya, seluruh tubuh mulai dari leher, terus ke dada
saya..., dengan gerakan memutar Erick menggosokkan busa itu ke kedua
bukit saya perlahan. Puting saya langsung mengeras dan berwarna merah
jambu kecoklatan tanda saya mulai terangsang, mata saya tertutup
menikmatinya kemudian saya merasa bibir Erick sudah mengulum bibir saya
dan kita saling berpagutan dengan hotnya. Saya ambil busa itu dari
tangan Erick kemudian gantian saya yang menggosok seluruh tubuhnya.
Karena saya sudah terangsang, liang kewanitaan saya terasa panas,
cepat-cepat kita bilas tubuh kami berdua kemudian saya menjilati puting
Erick. Lidah saya bergerak memutari putingnya dan setelah keras, saya
gigit perlahan sehingga terdengar erangan Erick. Perlahan sambil
dibawah pancuran saya berlutut di depan kemaluannya dan mulai menjilati
kepalanya, saya gerakkan lidah saya mendorong lubang di kepala penisnya
agak cepat sampai dia mengerang antara geli dan nikmat lalu saya
masukkan semua penisnya di dalam mulut saya dan saya hisap dengan
gerakan cepat.
Erick sangat suka kalau saya hisap penisnya
dengan cepat dan kuat, "Oh, Viv..., kamu hebat, ayo..., goyang, cepat!"
Erick sudah mengerang sedemikian dahsyat, perlahan saya kurangi gerakan
lidah dan sedotanku. Saya jilati lagi kepala penisnya lalu saya
kejutkan dengan sekali isapan yang dalam dan keras lalu saya berdiri.
Saya angkat kaki sebelah saya ke atas pinggangnya lalu saya pegang
penisnya dan saya arahkan ke dalam liang senggama saya yang sudah basah
sejak tadi... Mulanya agak sulit masuk karena liang kewanitaan saya
agak sempit tapi Erick terus menggoyangkan pinggulnya maju mundur
sehingga basah kuyup liang kewanitaan saya lalu 'blesh...', masuklah
semua kemaluan Erick ke dalam liang senggama saya sambil Erick
mengangkat kedua kaki saya keatas pinggulnya. Aduh, enaak sekali
rasanya bercinta dengan penisnya yang besar. "Oh Erick, nikmat
sekali..., ah..., goyang terus sayang, yang dalam sayang, aduh besar
deh, nikmat 'yang lagi, lagi" begitulah kita saling bergerak naik turun.
Saya
tak mampu menguasai perasaan nikmat di dada sehingga erangan kenikmatan
terus terdengar dari mulut saya. "Terus 'yang, terus hampir oh, hampir,
lagi.. lagi.. oh, aku mau keluar, aku udah nggak kuat lagi... yeah,
oh..., oh..., Ohh..." Satu jeritan dahsyat saya lontarkan karena
orgasme yang begitu intens dari Erick. Sementara Erick tidak sedikit
pun melambatkan goyangan pinggulnya tapi justru mempercepatnya, saya
tahu badan Erick sudah mulai bergetar nikmat. Desah Erick, "Tunggu
sebentar lagi sayang, oh, saya juga mau keluar. Oh, oh, kita keluarin
barengan.. ohm..., ohm..., yes, yes,.. nikmat kan sayang? Tanya saya
sambil terus menjilati daerah-daerah sensual Erick, sementara Erick
agak menunduk mencari puncak bukit saya kemudian dihisap dan digigitnya
dengan gemas. Lalu desahnya kemudian, "Oh, aku mau keluar sayang..",
lalu saya merasa aliran hangat di dalam liang kewanitaan saya, Erick
sudah selesai juga. Oh ya saya lupa bilang bahwa kami sangat berisik
kalau bercinta. Apakah mungkin karena kita berdua cukup ahli dan sama
buasnya? Kami lalu merampungkan kegiatan kami, membilas lalu saling
mengelap badan dengan handuk. "Tok.. tok.. oh, sarapan datang, Erick
memakai baju mandinya lalu keluar membukakan pintu, saya dengar dia
bilang "Terima Kasih.." lalu pintu ditutup, saya keluar bugil dan
langsung disambut dengan ciuman Erick yang hangat, kami berciuman
lumayan lama. "Untuk permainan kita yang menyenangkan".
TAMAT