Waktu itu hari jumat, aku pulang dari
rumah teman SMA. Biasa, habis nonton film porno. Soalnya temanku kost
sendiri, jadi amanlah buat nonton-nonton. Sampai di rumah, suasananya
sepi. Aku kira keluargaku pergi semua. Baru saja aku mau mencari kunci
pintu, kakak perempuanku Lia, 20 tahun, membukakan pintu.
"Ngga kuliah to Mbak?" tanyaku.
"Ngga, ada temenku tuh yang datang." jawab kak Lia santai.
Waktu
aku masuk ke ruang tamu, kulihat teman kakakku, Agnes, sedang nonton
TV. Aku nggak tahu film apa itu. Aku masuk kamar buat ganti baju. Saat
itu aku ngga bayangin yang ngeres-ngeres. Pada saat aku keluar dari
kamarku, Agnes menyapaku.
"Eh, Ro, filmmu ini bagus lho!"
"Eh, film apa emang?" tanyaku kaget.
"Ini, masa sama punya sendiri ngga tahu."
Karena memang bingung, aku dekati Agnes, mau tahu film yang dia maksud.
"Eh...
ini ya?" jawabku kaget setengah mati. Soalnya film yang sedang dia
tonton adalah film porno yang kupinjam dari temanku seminggu yang lalu.
Astaga, pikirku, aku lupa mengembalikan.
"Kak... kok bisa tahu, darimana ya?" jawabku agak malu.
"Tadi kakakmu ngambil dari kamarmu, emang kalian belum pernah nonton bareng ya?" jawab Agnes.
"Ya... belum sih, aku cuma pinjem bentar dari temen?" kataku.
Tiba-tiba kakakku muncul. Agnes bertanya kepada kakakku, "Dari mana, Li?"
"Ini beli jus di warung."
Agnes terus bertanya kepada kakakku, "LI, adikmu ini mbok diajak nonton sekalian, biar bisa dipraktekin.. haha..."
Aku kaget mendengar pertanyaan Agnes. Langsung pikiranku mulai ngeres.
"Wah, ini sih kesempatan gue," pikirku.
"Ngapain
Ro? Nyengir-nyengir sendiri, mulai ngeres tuh pikiranmu, ngga apa ding.
Kan udah gede. Kamu sudah pernah ngeseks kan Ro?" tanya Agnes menggoda.
"Wah, jangan sampai hilang nih kesempatan," pikirku.
"Eh, belum sih, tapi emang pingin, he..he."
"Kalo gitu sini Ro, mumpung ada kita berdua." goda Agnes.
Kakakku hanya senyum-senyum melihat aku. Wah, Mbak Lia ternyata nafsu juga nih.
"Ya deh, tapi entar Mbak, jadi kebelet kencing nih."
"Wah, udah ngaceng tuh punyamu, Ro. Eh, Mbak Agnes ikut ya? Kita mulai di kamar mandi aja ya?"
"Eh Lia, entar ya, gue pinjem adikmu." kata Agnes yang sudah bernafsu.
"Ha.. ayo deh," jawabku.
Begitu
aku mau kencing, Agnes langsung mengelus burungku dari belakang. Wah
asyik nih pikirku. Agnes hanya diam sambil mengelus burungku yang sudah
keluar air kencing.
"Sini aku bersihin."
Aku sih mau aja. Agnes
langsung jongkok di depanku dan menjilat kepala burungku sekalian
dikulum-kulum sampai masuk ke mulutnya. Kupegangi kepala Agnes dan
kugerakkan kepalanya ke kanan-kiri. Kemudian dia berdiri dan langsung
mencium bibirku dengan semangat. Lidahnya dimainkan di mulutku, aku pun
mengikuti permainannya saja. Tanganku mulai kugerakkan ke buah dadanya
yang montok. Aku putar-putar tanganku dan kudorong-dorong susunya.
Agnes mendesih pelan, "Ahh..."
Kubuka
bajunya sampai lepas dan kelihatan susunya yang dibungkus BH putih.
Kualihkan mulutku ke sekitar susunya. Kucium-cium dan kemudian kulepas
BH-nya.
"Wah, putingnya besar nih pikirku."
Aku langsung mengulum putingnya dengan lembut dan tangan kiriku menggosok-gosok susunya yang satu lagi.
"Ah..
Terusss.. Ro," rintih Agnes sambil tangannya terus memainkan burungku.
Setelah agak lama kumainkan susunya, aku berjongkok mau membuka celana
jeansnya.
Tiba-tiba Mbak Lia muncul dan ngomong, "Eh, diterusin di kamarku yok, TV-nya udah kupindah ke sana. Masak aku cuma liat doank."
"I..ya deh, yuk Ro kita pindah.. Aaah..." jawab Agnes dengan gelinya karena tanganku mengenai lubang kemaluannya.
Setelah
selesai kulepas celana Agnes dan tentu saja aku sudah telanjang,
kugendong Agnes di depanku dengan lidahku memainkan putingnya.
Agnes mendesah, "Ahh...ah..ehh."
Kubaringkan
di ranjang kakakku dan kulihat kakakku sudah melepas bajunya. Kudatangi
Mbak Lia. Agnes hanya diam saja dengan tangannya menggosok-gosok lubang
kemaluannya sendiri. Langsung kucium mulut Mbak Lia dan kumainkan
susunya dengan gerakkan memutar dan meremas.
"Ehh... Srrp," suara kakakku dengan mulut kami masih berciuman.
Tangan
kakakku yang satu memegang pantatku dan yang satunya memegang burungku
yang semakin besar saja rasanya. Lalu kuangkat kedua kaki kakakku dan
kubaringkan pelan di ranjang. Dengan posisi aku di atas, kedua kaki
kakakku melingkar di pinggangku, dan kugoyangkan pinggulku biar
burungku bergesekkan dengan lubang kemaluannya. Lalu kuarahkan mulutku
ke lubang kemaluan kakakku dan kujilat-jilat, kemudian kumasukkan
lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Sementara itu tanganku bergerilya
di atas susunya, kuremas-remas.
"Ah.. Ayo terusss.. shh..." rintih kakakku.
Kemudian
Agnes berdiri dengan lubang kemaluannya mengarah di mulut Mbak Lia dan
menggoyangkan pantatnya di kepala kak Lia. Kakakku pun langsung
menjilat-jilat lubang kemaluan Agnes dengan semangat. Suara rintihan
mereka membuatku semakin nafsu. Dan langsung kuarahkan burungku ke
dalam lubang kemaluan kakak. Kaki kirinya kuangkat dan ku desak
burungku untuk masuk ke lubang kemaluannya. Kugerakkan maju mundur dan
kadang memutar sampai burungku basah oleh lendir dari lubang kemaluan
kakakku.
"Crp.. crep.. slokkk..." suara gesekan burungku dengan lembut.
"Emm.. ahhh.. Terus Ro..o."
Semakin
cepat ku dorong pantat dan tiba-tiba kurasakan burungku menegang keras
dan kurasakan air maniku keluar deras di dalam lubang lubang kemaluan
kakakku.
"Ahhhh.. ahhh.. uhhh!" desahku.
"Uhh... ehhha..." jerit kakakku yang juga mencapai orgasme.
Selama
orgasme kutekan pantatku sampai burungku paling dalam dan kugerakkan
maju mundur dan memutar. Kudiamkan beberapa saat di dalam karena
burungku berkurang ketegangannya. Setelah kembali tegak kukeluarkan dan
aku berdiri menuju ke Agnes yang masih mengerang keasyikan karena
lubang kemaluannya masih dikulum mulut kakakku. Dengan posisi kakakku
telentang, Agnes tetap menggerakkan pantatnya di kepala Mbak Lia, aku
pegang kepala Agnes dan kuarahkan mulutnya ke burungku yang masih
basah. Agnes langsung mengocok burungku dengan tangannya dan mengulum
kepala burungku. Aku merasakan tegangan yang tinggi saat kugerakkan
burungku maju mundur ke mulut Agnes, sampai Agnes kadang-kadang agak
tersendak karena burungku masuk sangat dalam. Begitu aku merasa mau
orgasme, kupegangi kepala Agnes, kugerakkan dengan agak cepat dan
tangan Agnespun mendorong pantatku ke depan.
"Creet... creett..
cprott," suara air maniku yang memuncrat ke dalam mulut Agnes. Aku
mendesah dengan agak keras. Dan kulihat Agnes dengan susah payah
berusaha menelan seluruh pejuhku agar jangan sampai tumpah ke ranjang.
"Hukk..uhuk." kudengar Agnes terbatuk-batuk karena kesulitan menelan pejuhku.
"Haa.haa.haaa, Enak ya Mbak rasanya?" tanyaku menggoda.
"Seperti ..emmm" jawabnya.
Kemudian dia memegangi burungku yang kembali melemah agar tegak kembali sambil di kocok-kocok.
Ah..enak sekali rasanya pikirku dan aku melirik ke arah film porno yang
sampai ke adegan di mana si cewek menungging dan yang cowok memasukkan
burungnya dari belakang. "Eh... Mbak seperti itu ya posisinya?" pintaku.
"Oke deh," jawab Agnes.
Nah
sekarang giliran kamu, Nes, pikirku. Saat aku berusaha memasukkan
burungku ke lubang kemaluannya lewat bawah, Mbak Lia berdiri dengan
kedua kakinya di antara punggung Agnes. Aku dan mbak Lia berciuman
dengan memainkan lidah di mulutku, kadang menjilat bibirku, sementara
tanganku masih memegangi pinggang Agnes untuk mendorong burungku. Agnes
dengan gerakan maju mundurnya membuat aku keenakkan. Agnes mendesah
cepat dan keringat kami bertiga semakin banyak. Kemudian kuarahkan
tanganku ke buah dada Agnes yang menggantung karena posisinya yang
nungging. Kuremas-remas dan kugerakkan ke banyak arah. Sementara
pinggangku terus memompa agar burungku terus keluar masuk ke lubang
kemaluannya. Ciumanku dengan Mbak Lia semakin seru dan penuh nafsu.
Sesekali kuarahkan tanganku ke buah dada kakakku yang ukurannya hampir
sama besarnya dengan punya Agnes. Tibalah saatnya aku orgasme ketiga
kalinya. Dengan segera tanganku memegang pinggang Agnes dan kudorong
pantatku dengan cepat.
"Crepp...creeep...." suara selangkanganku berbenturan dengan pinggiran lubang kemaluannya.
Dan, "Crut..." air maniku memuncrat derasnya di dalam lubang kemaluan Agnes.
Kami
berdua mendesah keras karena Agnes pun mencapai orgasme. Cukup lama aku
merasa orgasme sehingga kutekan pantatku ke depan dan kugerakkan
burungku yang ada di dalam lubang kemaluannya. Setelah beberapa saat
kukeluarkan burungku yang basah dan Mbak Lia pun dengan spontan
memegang burungku dan menjilati bekas air maniku yang bercampur dengan
lendir lubang kemaluan Agnes.
Kami pun beristirahat dengan
tiduran telanjang tanpa satu helai pakaian. Aku di tengah dan mereka di
sampingku. Tanganku masing-masing memegang buah dada Mbak Lia dan Agnes
sementara entah tangan siapa memegangi burungku yang mulai
bergerak-gerak lagi.
TAMAT
