Langsung ke konten utama

Coba Lesbian Dengan Teman



Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu.

Tak lama kemudian pembantunya keluar. “Ada perlu apa, Non?” tanyanya. “Ng.. Gina ada, Mbak?” “Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali. “Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.” “Baiklah, Mbak.” Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina.

Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis. Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.

“Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.” “Lho, kamu lagi ngapain, Gin?” tanyaku. “Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.” “Kenapa?” “Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.” “Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur.

Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar. “Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!” kataku sambil berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja.

Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang. “Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.

Aku hanya tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku. Terasa kenyal dan ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.

Setelah puas merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku menerimanya.

Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku, sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular, bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan. Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja. Regina semakin memelukku dengan erat. “Ouuhh.. Irene.. ouuhh!” Aku dan Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan.

Sejenak ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku. Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami berdua sama-sama mendesah. “Ouuhh.. ouuhh..” aku menjerit kecil tatkala lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri liang vaginaku.

Ia menjilat-jilat bagian dalam “daerah terlarang”ku yang mulai basah itu. Aku menjerit lagi, ketika ujung lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu. Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.

Tak lama kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku. Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku. Kepalanya menghadap ke selangkanganku. Demikian pula kepalaku menghadap ke selangkangannya.

Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku. Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam “gua keramat”ku itu. Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. “Ouuhh.. Gina.. teruskan..!” desisku bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya.

Sementara itu di sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam liang kewanitaan lawan masing-masing. Kami berdua menggerinjal-gerinjal keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.

Beberapa detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.

TAMAT

SEMUA JUDUL

    Postingan populer dari blog ini

    Cerita seks, Anak Kelas 3 SMP Di Rangsang Sama Om. Bag 1

    Para pembaca yang budiman. Ini satu lagi cerita pengalamanku semasa kuliah di Jakata, kenalan, jatuh cinta, pacaran yang lembut dan bercinta yang amat mengesankan. Semoga anda semua dapat menikmatinya dengan senang. Tahun 2002. Dua tahun sudah aku menginjak bangku kuliah fakultas teknik Mesin di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Berkawan dengan teman-teman kuliah satu angkatan semua jurusan yang ada dengan segala kelebihan dan kekurangannya disertai pesta, camping dan diakhiri pacaran dengan cewek-ceweknya yang rata-rata cantik dan seksi merupakan bagian dari kehidupan kampus. Aku mempunyai group atau kelompok teman-teman seangkatan dari jurusan teknik, antara lain Mesin, Sipil, Arsitek dan Elektro. Diantaranya Aryono dan Tonny, kami bertiga mempunyai ikatan persahabatan yang erat bagaikan saudara kandung, sampai pada kegiatan mendaki gunung Gede, Pangrango di Cimacan terus ke gunung Slamet di Cirebon. Kami bertiga pada umumnya, akhir minggu keempat, setiap akhir bulan, na...

    Pacarku Digilir Orang Rame-rame

    Kejadian ini terjadi karena saya dan pacar saya, Anna, pergi berkaraoke baik beramai-ramai dengan teman-teman kami maupun hanya kami berdua. Suatu hari saya diberitahu oleh teman saya bahwa ada sebuah tempat karaoke di Kelapa Gading yang memutarkan lagu-lagu karaoke dengan gambar-gambar wanita telanjang. Karena penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut saya mengajak Anna untuk pergi berkaraoke di tempat tersebut. Saat malam minggu, sekitar jam 22.30 saya mengajak Anna untuk berkaraoke di tempat tersebut dan Anna pun tidak keberatan, sebelumnya saya telah memberitahukan Anna situasi dan keadaannya. Sesampai di sana saya langsung membooking sebuah ruangan VIP, kami terpaksa membooking ruangan untuk sepuluh orang karena ruangan itu yang paling kecil. Lalu kami pun diantar oleh seorang wanita menuju ke ruangan yang telah kami booking. Sesampainya di ruangan, wanita tersebut menawarkan minuman dan makanan. Kami hanya memesan minuman dan makanan kecil saja, kacang garing, karena baru sejam...

    Kakak Cantik

    Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing….. “Syah bangun udah pagi nih” “Hoaaaemmmm iyaaaa dikit lagi nih, bentar napa” Kriiiiing Kriiiiing Kriiiiing….. “Syah bangun wooy, alarm lu matiin dulu, bikin berisik aja nih pagi-pagi kaya begini” Cklekkk… “Syah bangun lu, gila apa yah alarm sekeras gitu lu ga bangun bangun.” Wajah cantik nan rupawan itu tak beranjak dari pintu dan kini ia masuk lebih kedalam lagi, “Woy lu mau tidur sampai kapan sih, lu ga sekolah apa?” ia mendekati kasur dan menggoyang-goyangkan tubuhku “Lu tidur apa pingsan sih dek? dibangunin kok susah amat” masih tetap iya menggoyangkan tubuhku dan…. ya aku berjalan perlahan-lahan dari balik pintu yang dibuka tadi, “Hayooo lu kak ngapain teriak teriak” aku mengagetkan kakakku yang sedang menggoyangkan tumpukan guling yang kuselimuti dengan rapi “Kyyyyaaaaaaaa aduh lu syah pagi-pagi udah rese, gimana kalo jantung kakak mu ini copot? Gimana coba?” sambil mencubiti diriku yang pasrah ini “Kalo copot ya tinggal dipasang lagi, sini aku ban...